Murahnya buku baru berkaitan dengan hadirnya mesin cetak produksi Jepang yang berukuran kecil dan murah. Sehingga urusan mencetak buku, menjadi lebih mudah, simpel, serta murah. Penerbit-penerbit baru bermunculan dan berani order dalam jumlah kecil maupun banyak ke percetakan.
Pedagang disini umumnya masih meyediakan buku bekas karena peminat buku/novel/majalah bekas masih ada, sehingga pedagang masih berani kulakan. Buku-buku bekas yang diminati antara lain buku-buku sosial, politik, dan bacaan seputar tokoh berpengaruh.
Setiap pedagang mampu menjual puluhan bahkan ratusan buku bekas tiap bulannya. Buku itu didapat dari relasi, loakan dan membeli dari orang yang sengaja menjual kemari. Tapi karena buku lawas, dapatnya untung-untungan, tak bisa memilih, memastikan kapan dapat, dan tak bisa berharap kondisi buku masih bagus. Semakin lawas, kadang malah semakin dicari. Buku tebal sebanyak lima jilid yang dicetak di Jepang tahun 1964 tentang apa saja lukisan dan patung koleksi Bung Karno.
Disamping buku di sentra penjualan buku yang terletak persis di utara Taman Pintar ini, masih ada penjual tulisan karya mahasiswa seperti fotokopian skripsi dan hasil praktek kerja lapangan, dan laporan-laporan tugas kuliah. Mereka paham hal itu melanggar hukum karena menjual hak cipta karya orang, tapi peminatnya masih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar