| Ratusan Warga Mengantri Untuk Mendapatkan Air Enceh Foto : Firha | |
(KRjogja.com) - Ratusan warga memadati Puralaya Kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram di Panjumatan Imogiri Bantul dalam acara Ngurah Enceh atau genthong. Tradisi ini masih menjadi daya tarik masyarakat hinga menjadi magnet bagi masyarakat dari berbagai daerah berebut luapan air dari enceh, bahkan tidak sedikit yang meminumnya atau membawa pulang.
" Kebanyakan warga juga datang dari berbagai daerah luar DIY, bahkan datang sejak malam hari untuk melakukan ritual mubeng beteng makam raja-raja Mataram. Sedangkan pada siang harinya, banyak juga pengunjung yang nyekar karena saat itu memang terbuka untuk umum," ujar Juru Kunci Makan Imogiri Abdi Dalem dari Keraton Surakarta Wakil Pengageng Raden Tumenggung Pringgodipuro atau Tarno kepada KRjogja.com saat ditemui di sela-sela prosesi Nguras Enceh, Jumat (18/12)
Lebih lanjut Tarno mengatakan Upacara ritual yang dilaksanakan di kompleks makam imogiri ini merupakan tradisi dalam rangka mengganti air yang terdapat dalam 'kong' di makam Raja-raja Imogiri. Selanjutnya air kurasan yang diperoleh dari 'kong' ini dibagi-bagikan kepada masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa air tersebut dapat memberikan kebaikan bagi kehidupan yang dilakasanakan setiap hari Selasa Kliwon pada bulan Suro ini diawali
Dengan mengganti air yang terdapat pada empat padasan, yaitu Kyai mendung yang berasal dari Roma, Nyai siem yang berasal dari Myanmar, Kyai danumoyo dari Aceh, dan Nyai Danumurti dari Palembang kemudian dilanjutkan dengan Kirab Budaya. Dalam kirab ini, peralatan nguras berupa siwur (gayung dari tempurung kelapa) dibawa dari kecamatan Imogiri menuju kompleks Makam Raja-raja. Kegiatan ritual ini ditutup dengan pentas kesenian tradisional.
"Prosesi nguras enceh dimulai pukul 09.00 WIB dengan kenduri bersama yang dipimpin sesepuh jurukunci Puralaya Imogiri yang dilanjutkan dengan kenduri atau selamatan dan pencucian empat enceh Nyai Danumurti, Kyai Danumaya, Kyai Mendung dan Kyai Siem. Usai penyucian dilanjutkan dengan pengisian enceh. Luberan air dari enceh diperebutkan pengunjung yang dipercaya oleh mereka konon mempunyai khasiat tertentu," terang Tarno
"Saya beserta robombongan warga kampung Serangan memang ingin sekali datang ke Imogiri untuk mendapatkan air berkat dan ngalap berkah sego gurih karena dipercaya air dari sini dapat menyembuhkan penyakit dan mengabulkan semua permintaan" ujar salah satu rombongan warga Serangang, Tuti saat ditemui di Lokasi Nguras Enceh.
Sama halnya dengan 3 orang nenek yang datang dari Dusun Bakulan Bantul dengan berjalan kaki dari rumah menuju Makam Imogiri hanya demi mendapatkan air dari kong serta menyantap nasi gurih setiap tahunnya. "Saya tidak pernah absen dateng kesini untuk ngalap berkah sekaligus nyekar di makam, sejauh ini khasiat air kong yang diminum saya percayai dapat menambah sehat badan jadi meskipun sudah tua saya tetap sehat," kata salah seorang nenek, Prawirodimejo.
Menurut Jurukunci dari Keraton Surakarta, Tarno mengatakan dari cerita turun-temurun, pada zaman Sultan Agung air dari enceh dapat menjadi perantara penyembuhan penyakit. "Bagi yang percaya, air tersebut dapat menjadi sarana tolak bala serta perantara untuk mengobati berbagai penyakit," katanya.
Ditambahkan Tarno berdasarkan cerita yang hingga saat ini berkembang di masyarakat Jawa, keempat genthong koleksi makam Puralaya Imogiri memang erat hubungannya dengan sejarah berdirinya kerajaan Mataram. Air yang dimasukkan di dalam keempat genthong tersebut, dulu dipergunakan untuk berwudhu pendiri Mataram, Sultan Agung. Maka sejak itu air genthong dijadikan sarana pengobatan berbagai penyakit. Air ini diambil dari sumber mata air di daerah Bengkung Mangunan yang letaknya kurang lebih 7km dari Makam Imogiri. Selain menyediakan air kong, dalam prosesi Nguras Enceh panitia juga menyediakan 1000 bungkus nasi gurih yang telah diberkati untuk dibagiakn kepada semua pengunjung. http://www.krjogja.com/krjogja/news/detail/12124/Nguras.Enceh.Masih.Miliki.Nilai.Magis.html